tribunnews.com
JAKARTA - Muntah pada anak-anak sebaiknya tidak selalu lagi dianggap sebagai masalah yang biasa. Apalagi kalau kondisi tersebut terjadi secara berulang-ulang.
Menurut dr. Budi Purnomo SpA dari Rumah Sakit Anak Bersalin (RSAB) Harapan Kita, muntah memanglah bukan suatu penyakit, tetapi apabila terjadi terus menerus pada anak-anak, tentu perlu diwaspadai karena dapat merupakan gejala dari suatu penyakit.
"Perlu diketahui, muntah berulang dan terus-menerus pada anak bisa membahayakan. Jangan sampai muntah pada anak dibilang suatu hal yang wajar," kata Budi dalam seminar awam Muntah Berulang Pada Anak, Selasa (7/6/2011) di Jakarta.
Muntah adalah pengeluaran yang cepat dari isi lambung melalui mulut, yang dibagi dalam tiga tahapan yakni, nausea (mual), retching (gerakan suara sebelum muntah), dan emesis (muntah). Muntah, kata Budi, pada umumnya dapat dibagi dalam dua kelompok yakni normal dan abnormal. Muntah yang abnormal (obstruksi) biasanya terjadi karena adanya sumbatan pada usus.
"Tanda bahaya dari muntah itu apabila ada darah, warnanya hijau, dan dehidrasi," jelasnya.
Menurut Budi, GER (gastro esophageal reflux) adalah salah satu penyakit yang gejala awalnya ditandai dengan muntah-muntah. GER sendiri dapat mengakibatkan radang pada tenggorokan. Sehingga membuat anak sulit makan, dan menangis setiap kali ingin makan.
Budi mengungkapkan, radang tenggorokan bisa terjadi karena pengaruh dari cairan lambung yang sifatnya asam.
"Karena cairan lambung tersebut naik ke atas dan bersifat asam sehingga bisa merusak saluran tenggorokan. Akibatnya anak sulit untuk makan," jelasnya.
Untuk pengobatannya, Budi menganjurkan supaya memperhatikan tiga pedoman utama, yakni dengan pemberian teknik minum yang benar (sedikit tapi sering), posisi tidur 30 derajat supaya GER tidak naik, dan pemberian obat.